<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d31936954\x26blogName\x3dTikaQy+Blog\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://tikaqy.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://tikaqy.blogspot.com/\x26vt\x3d-1037016941778626016', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
TikaQy Blog
 

renungan hati


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Allahu akbar..Allahu akbar..Allahu akbar...walillahilham. Suara takbiran dan iringan bedug berkumandang sepanjang malam sebagai tanda akhir dari sebulan kita berpuasa. Subhanallah...Allahu akbar! sedemikian cepatnya waktu berlalu sehingga tak terasa hari kemenangan pun datang menjelang.

Tak terasa air mata menitik mengingat harus berpisah kembali dengan bulan yang sungguh luar biasa, bulan yang sedemikian agungnya, bulan penuh limpahan rahmat, berkah, maghfirah dari Allah subhanahu wata'ala. Sudahkah kita memanfaatkan waktu sebulan itu dengan benar dan tidak sia-sia? Benarkah idul fitri itu sebagai hari kemenangan dari sebulan kita berpuasa menahan hawa nafsu? Sudahkah Allah mengampuni dosa-dosa kita ataukah kita hanya mendapatkan rasa lapar dan haus saja? Dalam rapor di akhir bulanlah kita bakal tahu bagaimana hasil akhir perjuangan sebulan berpuasa kita, ibadah kita, keikhlasan kita. Bagaimanapun hasil rapor yang kita dapatkan, hanya Allah yang Maha Tahu. Selama kita telah berikhtiar maximal..insyaAllah hasilnya akan baik-baik saja. Amin
Pribadi yang mampu memanfaatkan bulan ramadhan dengan baik dapat dilihat dari sikap dan perilakunya yang tetap akan sama meskipun bulan ramadhan telah berlalu. Dia tetap istiqomah dengan ibadah yang telah dikerjakannya dengan baik, dia tetap istiqomah dengan tutur kata yang jauh dari keji dan kata-kata yang buruk, dia mampu menjaga akhlaknya dengan baik.
Sungguh sangat disayangkan bila ada hamba Allah yang hanya berlaku baik di bulan ramadhan saja, sementara di luar bulan ramadhan dia kembali ke kebiasaan buruknya. Sholat wajib kembali dilalaikan bahkan ditinggalkan, sholat sunnah sama sekali tidak dikerjakan, puasa sunnah jarang dilaksanakan, kata-katanya penuh dengan sumpah serapah dan kata-kata yang kurang sopan, bersedekah baginya bukan hal yang penting... menurutnya semua itu dosanya lebih kecil dibanding ketika di bulan ramadhan yang biasa dikenal sebagai bulan yang suci, sehingga di bulan ramadhan dia berusaha "tampil baik".


Wahai sahabat... bisakah engkau bayangkan, bagaimana marahnya Allah andaikata semua orang berpikiran seperti itu dan melakukannya? Cobalah tengok di kiri kanan kita, berapa banyak orang yang benar2 taat kepada Allah? Bisa engkau bandingkan berapa prosentase orang yang sekedar berpredikat "muslim" dengan "muslim yang kaffah"?
Lalu apakah salah andaikata Allah menimpakan begitu banyak bencana kepada kita? Bisa jadi semua itu akibat dari perilaku kita sendiri yang sering "ingkar" kepadaNya.


Allah subhanahu wata’ala berfirman: "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)" (QS. Asy-Syuura (42): 30)

Lalu pasti ada pertanyaan lanjutan, kenapa bencana juga dikenakan kepada orang "muslim yang kaffah"? Bukankah dijaman-jaman nabi terdahulu, azab Allah hanya ditimpakan kepada orang yang ingkar saja?
Cobalah renungkanlah sebentar duhai sahabat. Jika di sekitar kita ada orang-orang yang melakukan kesesatan atau kemaksiatan, apakah kita yang mungkin termasuk "muslim yang kaffah" telah ikut mengingatkannya dalam rangka beramar ma'ruf nahi munkar? Kebanyakan dari kita mungkin justru cuek, tak ambil pusing, ga mau pikirin, ah itu kan urusan dia mo dosa mo tidak terserah saja, ah itu kan urusan pemerintah ngapain pusing-pusing ikut mikirin lagian mereka kan udah digaji?. apakah kita lupa bahwa kita memiliki kewajiban untuk beramar ma'ruf?


Bukankah Rasulullah telah bersabda: Sampaikanlah pesanku walau satu ayat.

Rasulullah salallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda: "Barangsiapa diantara kamu melihat kemungkaran hendaknya (mencegah) dengan tangannya (kekuasaan), jika ia tak sanggup maka dengan lisannya (nasehat) dan jika tak sanggup maka dengan hatinya (dengan membenci kemungkaran tersebut serta menjauhinya) dan itu adalah selemah-lemahnya iman" (HR Muslim)

Dan di dalam Al Qur’an, Allah telah berfirman:
"....nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran" (QS. Al ‘Ashr (103) : 3)


Setiap muslim memiliki kewajiban untuk menyampaikan kebenaran dan mengingatkan jika ada yang melakukan kesalahan. Andai kita yang merasa sudah bener hidupnya namun masih kena juga musibah, bisa jadi kita tengah disentil Allah karena kecuekan kita terhadap sesama.
Namun jika kita sudah melakukan amar ma'ruf nahi munkar, dan hidup kita telah sesuai dengan tuntunan agama namun masih kena juga bencana, maka bencana itu bukanlah termasuk peringatan atau azab yang ditimpakan kepadanya, melainkan sebagai bentuk ujian ketaqwaan untuknya karena jika dia lulus menempuhi ujian tersebut maka derajat ketaqwaan akan dinaikan. InsyaAllah.


Allah berfirman: " Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan" Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta" (QS Al Ankabuut : 2-3)

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman" (QS Ali Imran : 139)

Duhai sahabat, mudah-mudahan kita benar-benar termasuk golongan yang telah diampuni dosanya oleh Allah subhanahu wata'ala. Mudah-mudahan pula kita tetap istiqomah dalam kebaikan yang telah kita lakukan sebelumnya. Amin.Ya rabbal'alamin. Mari kita sambut hari yang fitri ini untuk mengingatkan diri kita laksana kain yang telah dibersihkan dari dosa dan noda (insyaAllah) sehingga dalam menapaki kehidupan selanjutnya kita bisa lebih berhati2. Allahu Akbar! Ya Allah semoga Engkau berkenan memberikan kesempatan bagi kami untuk bertemu kembali dengan bulan suci ramadhan tahun depan...Amin

SELAMAT MERAYAKAN IDUL FITRI 1428 H. Taqabalallahu minna waminkum. Taqabalallahu ya karim. Minal 'aidin wal faizin. Mohon maaf lahir dan batin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

(renungan hati: "Kembali ke Fitri". Klaten, 14 Oktober 2007)

Komentar