<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d31936954\x26blogName\x3dTikaQy+Blog\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://tikaqy.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://tikaqy.blogspot.com/\x26vt\x3d-1037016941778626016', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
TikaQy Blog
 

About our HEART

Hudzaifah ra berkata, "Aku mendengar Rasulullah salallahu'alaihi wassalam bersabda: 'Fitnah (cobaan) itu menimpa hati bagaikan tikar yang dianyam sehelai demi sehelai. Setiap hati yang menyerapnya maka digoreskan titik hitam padanya. Dan setiap hati yang menolaknya, maka digoreskan kepadanya titik putih. Sehingga hati manusia itu terbagi menjadi 2 macam: hati yang putih seperti air jernih dan ia tidak akan dicelakakan oleh fitnah selama masih ada langit dan bumi. Dan satu lagi berwarna hitam kelam seperti tempat minum yang terbalik, tidak mengenal kebaikan dan tidak pula mengingkari kemungkaran" (HR Muslim)
Sesungguhnya dalam menghadapi ujian, hati manusia akan terbagi 2. Hati itu ada kalanya hitam pekat kadang pula menjadi putih bersih bening bak kaca. Karena itu berusahalah untuk senantiasa menjaga hati selalu bersih sehingga setiap fitnah (cobaan) yang menghadang akan tergelincir dari hati.
Wahai sahabat, sesungguhnya hati dapat keras hitam membatu bahkan berkarat karena dua hal: kelalaian dan dosa. Dan hati tetap bersih, jernih dan berkilap penuh kemilau karena dua hal yaitu istighfar dan dzikir kepada Allah.
Barangsiapa yang lebih sering lalai, maka karat akan bertumpuk tumpuk dalam hatinya. Tumpukan karat itu semakin lama akan semakin banyak menurut kadar kelalaiannya. Bila hati telah berkarat, maka tidak akan lunak untuk menerima kebenaran dan susah diajak kepada ketaatan. Hati kemudian akan berubah menjadi keras dan kaku. Jika sudah demikian kondisinya kebatilan akan terlihat sebagai sebuah kebenaran dan kebenaran akan terlihat sebagai sebuah kebatilan. Karena jika karat telah menumpuk dalam hati maka akan menjadikannya gelap. Sehingga tidak akan tampak padanya hakekat yang sebenarnya. Bila karat telah menumpuk dan hitam, hati akan ditutupi rona. Maka akal dan pikiran akan rusak. Ia tidak akan bisa menerima kebenaran dan hanya menerima kebatilan. Dan ini adalah hukuman terberat bagi hati. Semua itu berpangkal dari kelalaian dan mengikuti hawa nafsu. Keduanya dapat memadamkan cahaya hati dan membutakan pandangan.
Karena itu wahai sahabatku, jangan biarkan hati kita menjadi keras dan hitam sehingga kita terhalang dari banyak kebaikan. Mumpung masih ada waktu, tidak ada salahnya kita mulai adakan perubahan mulai sekarang. Jangan biarkan diri tenggelam dalam kelalaian. Ingat akhirat, itulah persinggahan kita yang abadi. Dunia hanya fana, kita manfaatkan saja sebaik-baiknya untuk mencari bekal akhirat kita. Umur kian bertambah, masa di dunia kian berkurang. Waktu yang telah pergi tak mungkin kembali. Mari pergunakan hidup sebelum maut menjemput. Mari pergunakan kesehatan kita sebelum datang masa sakit. Mari kita pergunakan waktu senggang kita sebelum kesibukan memaksa kita. Jangan kita buang waktu dengan sia-sia, karena kita bakal menyesal di akhirat sana...

By: tika dewi | Thursday, November 22, 2007 at 8:50 PM | |