<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d31936954\x26blogName\x3dTikaQy+Blog\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://tikaqy.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://tikaqy.blogspot.com/\x26vt\x3d-1037016941778626016', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
TikaQy Blog
 

Wahai wanita, berhati-hatilah dalam menempatkan diri.

"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara, sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik" (QS Al Ahzab : 32)

Jika seorang wanita tidak menjaga dirinya, maka bagaimanapun sucinya, pasti dirinya akan dipandang orang sebagai wanita nakal. Karena itu berhati-hatilah wahai wanita sholehah!

Simaklah cerita di bawah ini:

Diriwayatkan oleh Ibnu Abdi Rabbih dalam kitab 'Iqdul Farid bahwa Faqih ibnul Mughirah Al Mahzumi menikah dengan Hindun binti 'Utbah. Ia pemuda Quraisy yang mempunyai rumah besar dan ia suka menerima tamu di segala waktu, bahkan mereka keluar masuk ke rumahnya, meskipun Faqih tidak ada di rumah. Pada suatu hari Faqih dan Hindun tidur. Kemudian Faqih meninggalkan istrinya tanpa memberitahukan lebih dulu. Kemudian kawan Faqih datang dan ketika mendapati istri si FAqih sedang tidur, maka ia keluar. Kebetulan, pada waktu itu pula Faqih masuk. Ia membangunkan istrinya dan ia bertanya, "Siapa lelaki yang baru keluar dari tempat ini?"

Jawab Hindun, "Demi Allah, aku tidak tahu apa-apa. Aku tahu engkau membangunkan aku dan aku tidak mengetahui siapapun." Kata Faqih, "Pulanglah engkau ke rumah ayahmu." Maka berita ini tersebar luas di kalangan Quraisy, sehingga 'Utbah berkata kepada putrinya, "Wahai putriku, kiranya mengapa sampai berkembang berita nista ini, meskipun aku yakin hanya sekedar berita bohong. Jika ucapan lelaki itu memang benar, maka aku akan mengutus seorang untuk membunuhnya secara misteri, tetapi jika ia bohong, maka aku akan mengadukannya kepada seorang dukun." Kata Hindun, "Wahai ayah, demi Allah, ucapan suamiku adalah bohong." Maka 'Utbah keluar dan ia berkata Faqih, "Sungguh engkau telah menuduh putriku dengan tuduhan palsu, aku harap engkau datangkan saksi yang membenarkan ucapanmu, kalau tidak, mari kita mengadukan masalah ini ke seorang dukun di Yaman." Jawab Faqih, "Mari kita ke dukun Yaman."
Akhirnya Faqih dan kaum lelaki dan wanita dari suku Mahzum bersama-sama keluar ke negeri Yaman. Demikian pula 'Utbah dan kaum lelaki dan wanita dari suku Bani Abdul Manaf. Ketika hampir sampai di negeri Yaman, maka wajah Hindun menjadi pucat, sehingga ayahnya berkata, "Wahai putriku, ketahuilah, banyak orang yang belum mengetahui kepergian kami, apakah kami akan pulang atau terus?" Kata Hindun, "Wahai ayah, demi Allah, sesungguhnya aku tidak berbuat salah sedikitpun, akan tetapi, kalian sengaja mendatangi seorang dukun yang adakalanya salah dan adakalanya benar, mungkin, ia akan menuduhku jahat, sehingga tuduhan itu dikenang bangsa Arab sepanjang masa."
Maka 'Utbah melaporkan putrinya kepada seorang dukun di Yaman, maka si dukun memegang ubun-ubun Hindun. Kemudian ia berkata, "Kelak engkau akan melahirkan seorang putra, ia bernama Mu'awiyah dan ia akan menjadi penguasa yang besar." Ketika Faqih mendengar ramalan sang dukun, maka ia menarik tangan Hindun untuk merangkulnya, tetapi Hindun menepis tangan Faqih dan mengusirnya. Tidak lama Hindun menikah dengan Abu Sofyan dan akhirnya, ia melahirkan seorang putra yang bernama Mu'awiyah.

Sebenarnya Hindun bukanlah seorang wanita yang nakal, hanya saja ia suka bergaul bebas dengan kaum lelaki kawan-kwan suaminya, sehingga ia menempatkan dirinya di tempat yang mudah dicurigai orang. Andai kata, ia menjauhi mereka, tentunya, tidak akan sampai dituduh yang tidak baik oleh orang lain.
Karena itu, seorang wanita yang baik adalah seorang wanita yang pandai menempatkan dirinya di tempat yang mulia, bukan di tempat yang mudah dituduh orang. Wallahu'alam bishowab.

(Sumber: Kiat Disayang Suami, Khalid Abdullah al Akki, Pustaka Anisah, Rembang)

By: tika dewi | Wednesday, February 28, 2007 at 3:45 AM | |

Istri sebenarnya

Ini kisah seorang pedagang kaya yang memiliki 4 istri. Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik diantara semua istrinya. Maka ia selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya.
Ia juga mencintai istrinya yang ketiga, sangat bangga dan selalu memperkenalkan wanita itu kepada semua temannya. Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria lain.
Begitu juga dengan istrinya yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah istri yang sabar dan pengertian. Kapanpun mendapat masalah, ia selalu meminta pertimbangan kepadanya. Dialah tempat keluh kesah, selalu menolong dan mendampingi suaminya melewati masa-masa sulitnya.
Sama halnya dengan istrinya yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga. Merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang kepadanya, namun pedagang ini tak begitu mempedulikannya.
Suatu ketika sang pedagang jatuh sakit. Ia menyadari, bahwa dirinya akan segera meninggal. Terbayang semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hatinya, "Saat ini, aku memiliki 4 istri. Namun saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri."
Lalu ia meminta semua istrinya datang, dan mulai bertanya pada istri keempatnya, "Kaulah yang paling kucinta, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang aku akan mati, maukah engkau mendampingiku dan menemaniku?" Ia terdiam. "Tentu saja tidak", jawab istri keempatnya, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban itu sangat menyakitkan hatinya. Seakan-akan ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya.
Pedagang yang sedih ini lalu bertanya pada istri ketiga, "Aku pun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah engkau ikut denganku dan menemani akhir hayatku?" Istrinya menjawab, "Hidup begitu indah di sini. Aku akan menikah lagi jika engkau mati". Sang pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.
Lalu ia bertanya kepada istri keduanya. "Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku. Kini akubutuh sekali pertolonganmu. Kalau aku mati, maukah engkau ikut dan mendampingiku?"
Sang istri keduanya menjawab dengan pelan, "Maafkan aku," ujarnya. "Aku tidak bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu".
Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa. Tiba-tiba terdengar sebuah suara, "Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut kemanapun kau pergi. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu." Sang pedagang lalu menoleh ke samping dan mendapati istri pertamanya di sana.
Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti orang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "kalau saja aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini, istriku."
______________________________
Sesungguhnya kita mempunyai 4 orang istri dalam hidup ini.
Istri yang keempat, adalah TUBUH KITA. Seberapapun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya bakal hilang. Ia akan pergi segera setelah kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadapNya.
Istri yang ketiga, adalah STATUS SOSIAL DAN KEKAYAAN. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya.
Istri yang kedua, adalah KERABAT DAN TEMAN-TEMAN. Seberapapun dekatnya hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.
Dan sesungguhnya, istri pertama adalah JIWA DAN AMAL. Mungkin kita sering mengabaikan dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangn pribadi. Namun, sebenarnya hanya jiwa dan amal sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong di akhirat kelak.
Sebelum terlambat, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai menyesal belakangan

By: tika dewi | Monday, February 19, 2007 at 7:14 AM | |