<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d31936954\x26blogName\x3dTikaQy+Blog\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://tikaqy.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://tikaqy.blogspot.com/\x26vt\x3d-1037016941778626016', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
TikaQy Blog
 

Hormati orang tuamu!

Seorang lelaki mendatangi Rasulullah salallahu'alaihi wassalam mengadukan bahwa ayahnya telah mencuri hartanya, kemudian Rasulullah salallahu'alaihi wassalam berkata kepadanya, "Pergilah dan datanglah kemari bersama ayahmu."
Ketika lelaki tadi pergi, Jibril datang menemui Rasulullah salallahu'alaihi wassalam dab berkata, "Wahai Muhammad, Tuhanmu mengucapkan salam kepadamu dan berfirman, 'Jika orang tua anak tersebut tiba, maka tanyakanlah apa yang telah diucapkan dalam hatinya yang tidak terdengar oleh kedua telinganya'."
Setelah berkata demikian, malaikat Jibril pun pergi. Tidak lama kemudian, lelaki tadi datang bersama ayahnya. Nabi Muhammad salallahu'alaihi wassalam kemudian bertanya kepada ayah lelaki tadi, katanya, "Mengapa anakmu mengadu bahwa engkau mencuri hartanya?"
"Ya Rasulullah, tanyakanlah kepadanya, harta itu aku dermakan kepada siapa; kepada salah seorang bibinya atau untuk diriku sendiri?" jawab ayah lelaki tadi.
"Biarkan aku untuk tidak membahas hal ini, tetapi ceritakanlah kepadaku apa yang kau ucapkan dalam hatimu yang tidak didengar oleh kedua telingamu?", tanya Rasulullah salallahu'alaihi wassalam sebagaimana yang diajarkan malaikat Jibril sebelumnya.
"Demi Allah wahai Rasulullah, Allah selalu membuat kami semakin yakin kepadamu. Aku memang telah mengucapkan sesuatu dalam hatiku yang tidak didengar oleh kedua telingaku", jawabnya.
"Sampaikanlah, aku akan mendengarkannya," jawab Rasulullah salallahu'alaihi wassalam.
Tidak diduga ayah lelaki itu kemudian membacakan sebuah syair yan ditujukan kepada sang anak lelakinya itu,

Ketika engkau lahir, aku memberimu makan
hingga engkau tumbuh dewasa,
aku selalu menjagamu,
engkau diberi minum dari jerih payahku

Jika malam hari engkau ditimpa sakit,
maka sepanjang malam aku tidak tidur,
menjaga memikirkan penyakitmu,
hingga tubuhku sempoyongan karena kantuk.

Seakan-akan aku yang sakit, bukan dirimu
air mataku pun mengalir deras
dan jiwaku khawatir engkau akan mati
padahal Dia tahu ajal akan tiba sesuai waktunya

Saat engkau mencapai usia yang tepat
saat dimana kuharapkan dirimu
kau balas diriku dengan
kekejaman dan kekasaran

seakan-akan engkau pemberi nikmat dan yang dermawan
andai saja ketika tak dapat kaupenuhi hakku sebagai ayah
kau perlakukan aku sebagai tetangga
yang hidup berdampingan

Mendengar syair itu, Rasulullah salallahu'alaihi wassalam meneteskan air mata dan berkata kepada anak lelaki tersebut, "Dirimu dan hartamu adalah milik ayahmu."
Laki-laki itu tertunduk. Mengerti betapa besar curahan kasih sayang ayahnya kepada dirinya. Diikhlaskannya hartanya dan memohon diri dari hadapan Rasulullah salallahu'alaihi wasalam.

--------------------------------------------------
"..............Dan jika kedua-duanya telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali kamu mengatakan kepada mereka : AH! dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah pada mereka perkataan yang mulia. Serta rendahkanlah dirimu pada mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: "Wahai Rabb kami, kasihanilah mereka sebagaimana mereka telah mendidik saya ketika saya kecil" (QS Al Isra: 23-24)

By: tika dewi | Tuesday, May 29, 2007 at 4:31 AM | |

Menikah dengan niat yang benar

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Ada banyak alasan manusia yang membuat dasar dari hakikat pernikahan. Hakikat pernikahan apakah yang paling membahagiakan? Coba kita lihat...dan adakah diantaranya adalah dasar dari niat kita menikah?

Jika hakikat pernikahan adalah karena SEX, maka pasangan rajin bertengkar jika pelayanan di dalam kamar tidur tidak memuaskan. Atau rajin hadir di pesta free SEX?

Jika hakikat pernikahan adalah karena HARTA, maka pasangan akan bubar jika mereka mengalami kebangkrutan.

Jika hakikat pernikahan adalah karena BEAUTY/BODY, pasangan bakal lari jika rambut telah beruban dan muka keriput atau badan menjadi gendut.

Jika hakikat pernikahan adalah karena ANAK, maka pasangan akan cari alasan untuk pergi jika buah hati (anak) tidak hadir.

Jika hakikat pernikahan adalah karena KEPRIBADIAN, maka pasangan akan lari jika orang berubah tingkah lakunya.

Jika hakikat pernikahan adalah karena CINTA, hati manusia itu tida tetap dan mudah terpikat pada hal-hal yang lebih baik, lagi pula manusia yang dicintai pasti MATI/PERGI.

Jika hakikat pernikahan adalah karena ibadah kepada Allah, sesungguhnya Allah itu kekal dan Maha Pemberi HIdup kepada makhlukNYa. Dan Allah mencintai hambaNya melebihi seorang ibu mencintai bayinya. Maka tak ada alasan apapun di dunia ini yang dapat meretakkan rumah tangga kecuali jika pasangan itu mendurhakai Allah...

Menikahlah karena Allah!

"Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu tergantung kepada niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang (tergantung pada) yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrahnya itu untuk (mencari keridhaan) Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RAsulNya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia atau perempuan yang mau ia nikahi, maka hijrahnya itu kepada apa yang ia ingini." (HR Bukhari dan Muslim)

By: tika dewi | at 3:46 AM | |

sudah cerdas dan pintar kah dirimu?

Duhai sahabat, apakah engkau merasa dirimu cerdas dan pintar? Tahukah engkau apa orang cerdas dan pintar itu? Apakah mereka yang memiliki titel banyak seperti profesor doktor? Ataukah mereka yang bisa berhitungan dengan waktu yang sangat cepat? atau mereka yang selalu menyabet gelar kejuaraan olimpiade dunia? Atau mereka yang selalu mendapat gelar juara di sekolah?
Semua adalah anggapan yang sebenarnya adalah salah. Lalu cerdas dan pintar yang bagaimana yang dimaksudkan sesungguhnya?

Diriwayatkan bahwa Ibnu Umar berkata, "pada suatu hari, beliau datang berjumpa dengan Rasulullah salallahu 'alaihi wassalam dan ketika itu beliau sedang berada di tengah-tengah sahabatnya. Tiba-tiba salah seorang sahabat dari golongan Anshar berdiri dan bertanya kepada beliau, "ya Nabi Allah, siapakah manusia yang paling pintar dan siapa pula yang paling cerdas otaknya?"
Rasulullah salallahu'alaihi wassalam menjawab, "Yang paling cerdas dan pintar ialah orang yang paling banyak mengingat mati dan yang banyak bekal untuk menghadapi mati." Orang seperti itu biasanya melengkapi dirinya untuk bekal kematiannya.
Rasulullah salallahu'alaihi wassalam kemudian bersabda: "Apabila hati seseorang sudah dimasuki nur (cahaya iman), maka hati itu akan menjadi lapang dan terbuka."
Sesudah mendengar ucapan Beliau para sahabat kemudian bertanya, "Apakah tandanya hati yang lapang dan terbuka itu ya Rasul Allah?"Rasulullah salallahu'alaihi wassalam menjawab, "Adanya perhatian terhadap kehidupan yang kekal di akhirat nanti serta timbul kesadaran dan pengertiannya terhadap tipu daya kehidupan dunia, maka bersiap-siaplah menghadapinya sebelum datangnya mati itu".
Akhirnya Rasulullah salallhu'alaihi wassalam bersabda: "Cukuplah kematian itu menjadi guru/pelajaran".
Allah subhanahu wata'alla telah menegaskan: "Di mana saja kamu berada, kematian pasti akan menjumpaimu, walau sekali pun berada di dalam maghligai yang kukuh dan kuat" (QS An Nisaa' : 78)

Duhai sahabat, pernahkah engkau bercita-cita untuk segera mati? Andai engkau memiliki pikiran seperti itu segeralah beristighfar dan mohon ampun kepada Nya, karena bercita-cita supaya lekas mati bukanlah yang diajarkan oleh agama Islam.
Rasulullah salallahu'alaihi wassalam telah bersabda: "Janganlah sekali-kali salah seorang daripada kamu bercita-cita supaya lekas mati, karena suatu malapetaka yang menimpa dirimu. Daripada bersikap demikian lebih baik kita berkata, "Ya Allah hidupkanlah saya sekiranya hidup itu lebih baik bagiku dan matikanlah saya sekiaranya mati itu yang lebih baik bagiku."

Kematian...manusia tidak suka membicarakannya. Tetapi kematian itu tidak bisa dihindari. Kita suatu saat pasti mati. Yang belum pasti adalah menyiapkan bekal untuk diri, walaupun tahu dirinya pasti mati. Mumpung masih ada waktu..mumpung masih ada nafas...mumpung kematian belum menjemput...carilah bekal di dunia sebanyak-banyaknya.....

Wallahu'alam bi shawab

By: tika dewi | Friday, May 25, 2007 at 5:13 AM | |

Kusnudhzon saja!

Memang sakit dan sedih bila apa yang kita inginkan tidak didapatkan. Apalagi jika ia adalah sesuatu yang kita amat perlukan. Hingga suatu ketika kita termenung sendiri dan mulai berfikir... "mengapa Allah tidak kabulkan permintaan ini?"

Kita mempunyai harapan dan kehendak sendiri. Harapan dan kehendak kita pastinya sesuatu yang kita rasakan perlu dan terbaik untuk diri kita. Tetapi apabila kenyataan tidak sama seperti yang kita harapkan bukan hal yang mudah bagi kita untuk bisa menerima kenyataan dengan lapang dada.

Itu berarti kehendak kita tidak selaras dengan kehendak Allah SWT. Apabila bertemu dua kehendak ini kehendak siapakah yang paling layak terjadi?
Ya! tentulah kehendak Allah. Karena kehendak Allah itu adalah kehendak Tuhan Yang Maha Adil, Maha Pengasih lagi Maha Mengetahui. Allah tahu yang mana yang terbaik buat kita.
Karena itu perlu bisikkan kepada diri sendiri bahwa bukan semua yang kita inginkan akan terlaksana. Dan bukan semua yang kita angan-angankan itu jika terlaksana akan membawa bahagia. Kita merancang sesuatu yang terbaik. Tetapi yang terbaik itu mungkin bukan seperti yang kita fikirkan. Bukankah Allah itu Maha Mengetahui?. Manusia hanya berencana sementara Allah pula yang memutuskannya.

Rasa yakin pada kasih sayang dan pembelaan Allah SWT itu wajib ada. Rasa takut dan harap perlu terpatri terus ke dalam hati. Kita tahu bahwa Allah itu Pengabul Doa dan kita juga perlu yakin Allah tidak akan menganiaya hamba-hambaNya. Apa yang ditakdirkan Allah itulah yang terbaik untuk kita.
Kita perlu mengenal Allah sekenal-kenalnya. Kenal yang membawa yakin hingga membentuk keimanan dalam hati. Maha Hebat Dia, Maha Kaya Dia. Dari situ membawa pula kita kenal kerja-kerjaNya.
Mengapa Allah takdirkan begini, kenapa Allah takdirkan begitu? Pasti ada sebab dan hikmahnya. Ini perlu dihayati dan diteliti. Hati yang bersih adalah hati yang nampak segala ketentuan Allah itu baik untuk hamba-hambaNya. Karena itu tiada apapun yang terjadi, kita dapat mengambil hikmah yang tersirat. Seburuk apapun peristiwa yang kita alami, sepahit apapun musibah yang terjadi, berusahalah selalu kusnudzon kepada Allah... karena semua itu pasti ada hikmahNya dan semua itu menunjukkan Allah sangat perhatian kepada kita.
"Bisa jadi Allah mencegah kita memperoleh sesuatu adalah sebuah karuniaNya dan tidak terlaksananya keinginan kita adalah sebuah bentuk kasih sayangNya, tertundanya pencapaian kita dari apa yang kita inginkan adalah inayah dari Allah, karena Allah mengetahui diri kita lebih dari kita sendiri....." Wallahu'alam.

-----------------------------------------------
"Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (QS Al BAqarah: 216)

By: tika dewi | Saturday, May 05, 2007 at 4:57 AM | |